A. Concentration Strategy
Strategi konsentrasi
adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memusatkan lini bisnis utamanya
dan mencari cara untuk mencapai sasaran pertumbuhan melalui peningkatan level
operasi dalam bisnis utamanya.
Tepatnya, bagaimana suatu
organisasi menggunakan strategi konsentrasi, terutama ketika mencoba
meningkatkan penjualan dan keuntungan. Fokus strategi konsentrasi adalah
bagaimana meningkatkan pertumbuhan organisasi dengan mengkonsentrasikan pada
bisnis intinya.
Dua dasar strategi
konsentrasi adalah pertumbuhan vertikal dan pertumbuhan horizontal.
-
Pertumbuhan Vertikal Pertumbuhan
vertikal dapat dicapai dengan mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh
pemasok atau oleh distributor. Perusahaan, sebagai akibatnya, tumbuh dengan
menyediakan sendiri pemasok dan atau distributor untuk produk mereka.
-
Pertumbuhan Horizontal Pertumbuhan
hoizontal dapat dicapai melalui ekspansi pemasaran produk perusahaan ke wilayah
geografis berbeda dan atau dengan menambah rentang produk dan jasa yang
ditawarkan kepada pasar yang sudah ada. Dalam hal ini, perusahaan berkembang
menyamping di tempat yang sama pada rantai nilai industi. Contoh, Dell computer
mengikuti strategi pertumbuhan horizontal ketika ia memperluas penjulanan
komputer personalnya lewat pos ke Eropa.
Kerugian
utama dari strategi konsentrasi adalah bahwa perusahaan menjadi mudah diserang
oleh industri lain dan oleh perubahan lingkungan eksternal lainnya. Resiko ini
dapat diminimalkan dengan tetap waspada terhadap perubahan dan trend yang
secara signifikan dapat mempengaruhi industri.
B.Innovation Strategy
Strategi inovasi adalah
strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan.
Poin penting sebelum
melakukan strategi inovasi adalah :
1. Strategi
inovasi bukanlah hal baru.
2. Strategi
inovasi sudah lama dilakukan oleh tentara Vietnam.
3. Perusahaan
tidak harus melakukan inovasi
4. Strategi
inovasi disesuaikan dengan kekuatan dan kekurangan perusahaan.
Menurut Abell, suatu perusahaan harus memenuhi syarat 3
hal:
1. Who
Siapa orang atau subjek yang akan dijadikan sasaran
2. What
Apa yang akan kita atau suatu perusahaan tawarkan kepada
subjek yang sudah ditentukan
3. How
Bagamana kita atau suatu perusahaan memasarkan produknya
kepada suatu pelanggan.
5 cara untuk memulai strategi inovasi :
1. Redefine the business
2. Redefine the who
3. Redefine the what
4. Redefine the how
5. Berfikir pada sudut pandang yang berbeda
Contoh perusahaan yang melakukan strategi inovasi adalah :
1. DELL Computer
2. Xerox
3. Canon
4. Apple Computer
C. Deintegration
Strategy
Deintegration Strategy berfungsi
mengatur urusan yang muncul ketika perusahaan mengandalkan antara pasar untuk
menyediakan kemampuan khusus yang melengkapi kemampuan yang ada perusahaan yang
disebarkan sepanjang rantai nilai. Seperti pengaturan perusahaan dalam
menghasilkan nilai 'rantai suplai melebihi manfaat yang dicapai melalui biaya
ekonomi. Intermediate pasar yang khusus memberikan kemampuan yang berbeda
muncul sebagai kondisi industri yang menyangatkan partisi produksi. Sebagai
hasil dari informasi yang lebih sederhana dan standarisasi koordinasi, jelas
demarcations administrasi emerge sepanjang rantai nilai. Partisi yang terjadi
antara pasar sebagai koordinasi produksi di seluruh rantai nilai yang sederhana
sebagai informasi dan menjadi standar, sehingga lebih mudah untuk mentransfer
kegiatan di perbatasan.
Salah satu bidang yang menjadi obyek
outsourcing pada berbagai perusahaan adalah internal audit. Bagi perusahaan
yang bergerak pada bidang manufaktur, internal audit merupakan bidang
penunjang(support function) untuk memberikan pernyataan audit ketaatan dan
audit operasional. Sebagai support function bidang internal audit di-outsource
pada perusahaan akuntan publik, dengan pertimbangan untuk meningkatkan
efisiensi dan agar perusahaan dapat lebih memfokuskan diri pada bidang usaha
yang ditekuninya. Melalui outsourcing, perusahaan dapat memfokuskan segenap
sumberdaya yang dimilikinya untuk mencapai misi organisasi, sehingga perusahaan
mampu memberikan layanan terbaik pada konsumen. Selain itu, dengan outsourcing
perusahaan juga dapat meningkatkan efisiensinya karena dikerjakan oleh pemberi
jasa yang mempunyai spesialisasi pada bidangnya dan perusahaan dapat mengurangi
biaya langsung dan biaya overhead pada bidang yang di-outsorce.
Walau demikian penerapan strategi
outsourcing fungsi internal audit bukan berarti tanpa kendala. Ada
resiko-resiko yang mungkin terjadi bila perusahaan meng-outsource fungsi
internal auditnya.Pertama, informal relationship, seringkali pihak manajemen
mengabaikan prosedur formal dalam pelimpahan tugas sehingga formalitas dari
internal control menjadi berkurang. Kedua, beberapa perusahaan konsultan
merupakan perusahaan kecil dengan jumlah tenaga kerja yang terbatas. Hal ini
berpengaruh laporan audit yang dihasilkan, karena dengan jumlah tenaga kerja
yang terbatas sulit bagi perusahaan konsultan untuk menguasai semua bidang yang
akan diaudit. Ketiga, Add Ons.Bagi konsultan yang belum memahami kondisi
perusahaan, biasanya akan menerapkan prosedur-prosedur audit yang sebenarnya
tidak diperlukan. Selain itu kadang-kadang ada perusahaan konsultan yang
sengaja memberikan jasa audit yang sebenarnya tidak diperlukan. Bagi perusahaan
hal-hal tersebut tentu kurang menguntungkan, karena akan menyebabkan terjadinya
inefisiensi.
Perusahaan yang akan meng-outsource
fungsi internal auditnya tetu harus memahami resiko-resiko yang mungkin timbul.
Untuk mengantisipai resiko-resiko tersebut di atas perusahaan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- - Memilih perusahaan yang benar-benar qualified dan terpercaya. Hal ini
untuk menghindari terjadinya kecurangan atau penipuan.
- - Adanya job descriptions yang jelas untuk perusahaan konsultan, dengan
memberikan nota kontrak atau letter engagement secara lengkap.
- - Menempatkan staf perusahaan sebagai pengawas dalam proses audit, hal ini
bertujuan agar proses audit yang dijalankan sesuai dengan permintaan dan
berjalan tepat waktu.
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebagai strategi dalam mengahadapi persaingan bisnis yang
semakin ketat outsourcing akan menjadi tren yang semakin berkembang dalam dunia
bisnis. Hal ini bisa dimaklumi karena untuk dapat bertahan dalam persaingan
perusahaan setidaknya harus mampu memberikan layanan yang terbaik pada
konsumennya, mampu membangu sumberdaya manusia yang produktif dan mampu
mengahsilkan keuntungan finansial yang memadai. Dengan outsourcing perusahaan
dapat memfokuskan aktivitasnya pada core business dan meningkatkan efisiensi.
Perusahaan dapat melakukan outsourcing dengan baik jika ia dapat mengantisipasi
resiko-resiko yang mungkin ditimbulkannya.
Kelompok 12 :
09410100195 Yudiyanto Salay
09410100232 Mochammad Aji Surendra
10410100228 Septian Dwi Jaya Ade Putra
10410100254 Edelwy Apriliana Wawolumaja
10410100262 Marina Tri Milasari